Sabtu, 10 September 2022

PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO GEMPA

 Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah azza wa jalla yang telah mengatur alam ini dengan sedemikian rupa sehingga tertata rapi, namun manusialah yang merubah tatanan menjadi porak poranda, baik dalam kehidupan manusia maupun alam semesta.

Salawat beserta salam semoga selalu dilimpahkan kepada teladan utama dalam pergaulan yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat beliau ridwânullahualaih dan para pengikutnya yang baik hingga hari kiamat.

Indonesia merupakan daerah yang sangat rawan dengan bencana alam, salah satunya adalah gempa bumi. Secara geografis Indonesia merupakan negara bersabuk vulkanik yang letaknya dikelilingi cincin api yang melingkari bagian selatan dan timur serta terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yakni lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang secara letak rawan terhadap bencana. Hal tersebut mengisyaratkan kepada kita semua bahwa penanggulangan bencana perlu dilaksanakan secara serius agar tidak sampai menimbulkan korban yang sangat besar.

Meureudu tepatnya berada di kabupaten Pidie Jaya merupakan salah satu daerah dari beberapa daerah di Indonesia, juga tidak terlepas dari bencana gempa bumi. Masih terekam jelas dibenak kita bagaimana dahsyatnya gempa bumi meluluhlantakkan wilayah Meureudu pada 7 Desember 2016 pukul 05.03 WIB. Guncangan gempa bumi yang berdurasi belasan detik dan berkekuatan 6,5 SR tersebut menghancurkan banyak bangunan serta memakan korban jiwa akibat tertimpa reruntuhan.

Dikarenakan letak Indonesia yang rawan akan bencana inilah, mengisyaratkan kepada kita harus selalu untuk bersiap menghadapi gempa. Mengingat dampak yang luar biasa dari gempa bumi maka penanggulangan bencana  harus dilakukan dengan menggunakan prinsip dan cara yang tepat. Selain itu, penanggulangan bencana juga harus menyeluruh tidak hanya pada saat terjadi bencana tetapi pencegahan sebelum terjadi bencana dan rehabilitasi serta rekontruksi setelah terjadi bencana alam. Penanggulangan bencana sendiri akan dapat berhasil dengan baik apabila kita semua menyadari resiko bencana yang ada, serta memiliki kemampuan untuk mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi atau lebih dikenal dengan kesiapsiagaan terhadap bencana. Kesiapsiagaan terhadap bencana dilakukan sebagai bentuk upaya menjaga dan mengurangi resiko gempa.

Dalam pencapaian upaya pengurangan resiko gempa di suatu daerah, tentu perlu adanya kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat setempat. Pemerintah merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dalam hal apapun, termasuk dalam permasalah penanggulangan bencana alam. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw:

اَلاِمَامُ رَاعٍ وَ هُوَ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَتِهِ (رواه البخارى و المسلم)

Artinya : “Imam adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam mengurangi resiko gempa pemerintah mengupayakan untuk merencanakan dan mendanai serangkaian kegiatan upaya untuk mengurangi resiko gempa, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman gempa. Oleh karena itu sudah seharusnya bagi pemerintah untuk membangun bangunan  yang anti gempa. Karena pada kenyataannya saat terjadi gempa banyak bangunan yang baru selesai dibangunlah yang runtuh akibat gempa. Sedangkan bangunan yang tua kokoh tidah dirobohkan gempa. Hal ini menunjukkan kepada kita semua bahwa bangunan dulu lebih tahan gempa daripada bangunan yang sekarang. Oleh karena itulah, pemerintah harus sangat memperhatikan bangunan yang dibangun di suatu daerah.

Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab untuk memberikan serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya gempa oleh lembaga yang berwenang.

Adapun wadah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang upaya pengurangan resiko gempa di mulai dari keluarga. Hal ini dikarenakan terbentuknya masyarakat yang baik yaitu di mulai dengan membentuk keluarga yang baik pula. Pemerintah mengajak masyarakat untuk memiliki kesadaran dalam bersiaga terhadap gempa kepada keluarganya. Orangtua sebagai pemimpin keluarga adalah yang sangat bertanggung jawab terhadap keselamatan anggota keluarganya. Adapun upaya yang harus dilakukan oleh orangtua adalah sebagai berikut:

1.  Memberikan pengetahuan tentang gempa. Orangtua dalam hal ini ayah atau ibu sebaiknya menjelaskan kepada anak-anaknya tentang apa itu gempa, jenis-jenis gempa, dan akibat yang ditimbulkan oleh gempa.

2.  Merencanakan upaya yang harus dilakukan ketika terjadi gempa. Untuk mengurangi resiko bencana gempa orangtua sudah harus mempunyai rencana dan kemudian menjelaskan rencana tersebut kepada anak-anaknya.

3.     Membuat sebuah latihan yang bisa dilakukan dalam menghadapi reruntuhan saat gempa, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.

4.  Membangun kontruksi rumah yang tahan goncangan gempa dengan fondasi yang kuat. Kemudian melakukan renovasi terhadap bagian bangunan yang dirasa sudah mulai jelek dan retak.

5.   Mengetahui jalur evakuasi. Orangtua harus memastikan seluruh anggotanya mengetahui jalan yang paling aman untuk keluar dari rumah saat gempa. Contoh, jika berencana meninggalkan rumah saat gempa terjadi, rencanakan beberapa jalan dengan memperhitungkan kemungkinan beberapa jalan yang putus atau tertutup akibat gempa.

Salah satu wadah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang upaya kesiapsiagaan dalam mengurangi resiko bencana alam adalah melalui pendidikan. Seperti apa yang dinyatakan oleh mantan Mendikbud bapak Muhammad Nuh yaitu “penyampaian materi mitigasi bencana tidak perlu dimasukkan dalam mata pelajaran khusus, tetapi bisa malalui kegiatan eksakurikuler, seperti Pramuka”. Melalui pendidikan, pihak sekolah berupaya menggugah kesadaran seluruh unsur dalam bidang pendidikan baik individu maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah baik itu sebelum, saat, maupun setelah terjadi bencana. Sekolah senantiasa melakukan penguatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan bagi guru dan siswa sekolah, serta melakukan latihan berkala yang jelas dan terukur

Dalam kegitan tersebut pihak sekolah merencanakan atau mensosialisasikan apasaja langkah persiapan menghadapi gempa bumi, baik itu bila seseorang berada di dalam ruangan, di luar ruangan, di dalam kendaraan, terjebak dalam reruntuhan, dan jika berada di gunung atau pantai. Hal ini dilakukan dengan bertujuan membangun budaya siaga dan budaya aman di sekolah. Selain itu pihak sekolah juga meningkatkan kapasitas institusi sekolah dalam mewujudkan tempat belajar yang aman, seperti membangun bangunan sekolah yang tahan gempa.

Untuk mewujudkan sekolah yang siap terhadap bencana tentunya tidak hanya diperlukan komitmen dari Kepala Sekolah dan komunitas sekolah, dukungan dari Dinas Pendidikan dan Pemerintahan diwilayahnya, dukungan dari organisasi terkait pengurangan risiko bencana juga sangat dibutuhkan. Oleh karena itulah demi terjalannya kegiatan upaya dalam mengurangi resiko gempa kepedulian, perhatian dan kerjasama dari pihak yang terkait sangat dibutuhkan. Wassaalam.

 

Penulis: Dwi Pratiningsih, M.Ag

Alamat: Gampong Meuraksa Keupula, Kec. Meureudu, Kab Pidie Jaya

No Hp:  085244269926

Tulisan ini menjadi Juara I dalam Lomba Menulis Naskah Ceramah se-Kabupaten Pidie Jaya yang diselenggarakan oleh BUILD CHANGE Yayasan Bangunan Cemerlang Indonesia, IOM+OIM, USAID FROM THE AMERICAN PEOPLE.


0 comments:

Posting Komentar