Menghafal merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Meskipun dunia pendidikan sekarang sudah agak tidak setuju dengan metode menghafal, namun tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan menghafal sangat dibutuhkan dibeberapa materi pada mata pelajaran sekolah.
Seperti yang sedang saya hadapi sekarang. Saya adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang baru saja ditempatkan di sekolah dasar negeri yang sangat jauh dengan pusat perkotaan, tepatnya dipedalaman. Sekolah tempat saya bertugas ini berada dikaki gunung yang penduduknya bermata pencarian sebagai petani di sawah dan di kebun. Kalau saya perhatikan kehidupan di sini kususnya bidang pendidikan di sekolah, mirip dengan sekolah saat masa kecil saya di tahun 90-an, sedangkan sekarang sudah tahun 2021.
Salah satu materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IV adalah Ayo Belajar Surat Al-Falaq. Salah satu kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah mampu menghafal surat al-Falaq dengan baik dan benar. Karena saya anggap surat ini termasuk ayat pendek dan surat yang sangat familiar, dalam menyampaikan materi ini hanya dengan menggunakan metode pengulangan. Metode pengulangan yang saya maksudkan yaitu membaca surat tersebut secara berulang ulang kemudian meminta beberapa peserta didik untuk mengulang bacaan saya.
Setelah melakukan penilaian ulangan harian berbentuk praktik menghafal surat al-Falaq, ditemukan bahwa dari 25 peserta didik hanya 5 orang yang mampu menghafal surat al-Falaq dengan baik dan benar, 16 orang bisa menghafal tapi belum baik dan benar, dan 4 orang yang belum bisa menghafal sedikitpun.
Permasalahan lain yang terjadi ketika berlangsungnya proses belajar mengajar adalah ketidaksungguhan siswa dalam belajar, sering membuat kegaduhan dalam kelas yang menyebabkan belajar pada materi tersebut tidak efektif.
Akibat kondisi belajar seperti itu menyebabkan kelas menjadi tidak kondusif, materi belajarpun tidak focus dipelajari yang akhirnya berdampak pada tingkat hasil belajar peserta didik berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Berangkat dari permasalahan di atas, maka untuk mengatasi masalah tersebut saya mencari strategi pembelajaran agar materi tersebut bisa dipelajari secara tuntas dan peserta didik memperoleh nilai sama atau di atas KKM.
Dengan memperhatikan keadaan peserta didik yang tidak bisa focus ketika pembelajaran berlangsung, dan sering membuat keributan seakan-akan mereka tidak tertarik dengan materi yang sedang dipelajari, kondisi yang seperti ini dibutuhkan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibutuhkan adalah media pembelajaran yang mampu memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga menarik minat belajar peserta didik. Dengan adanya minat terhadap materi diharapkan peserta didik bisa focus dan terlibat secara aktif dalam mempelajari materi tersebut.
Media pembelajaran yang saya pilih untuk mengatasi permasalahan dalam menghafal adalah media pembelajaran flash card. Menurut Alamsyah Said dan Andi dalam bukunya 95 Strategi mengajar Multiple Intelligences menyatakan bahwa flash Card adalah kartu pelajaran, kartu-kartu bergambar yang dilengkapi dengan kata-kata. Kemudian menurut Khalilullah kartu biasanya terbuat dari kertas yang keras atau tebal, dan didalam bagian masing-masing bagian depan dan belakang terdapat kata, frasa, kalimat atau ungkapan. Untuk ukuran kartu biasa disesuaikan dengan keinginan guru, yang terpenting adalah bahwa tulisan dalam kartu tersebut harus terlihat oleh peserta didik yang berada dalam bagian paling belakang.
Pemilihan media flash card ini sebagai solusi karena memperhatikan kelebihan dari media flash yaitu mudah di bawa, praktis, mudah diingat, menyenangkan, dapat memusatkan perhatian, dapat digunakan berulang-ulang, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Dengan penggunaan flash card dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghafal ayat-ayat dalam surat al-Falaq dengan baik dan benar. Selain dapat membantu peserta didik menghafal ayat al-Quran, media pembelajaran ini juga diharapkan dapat mengurangi kebiasaan pendidik yang hanya ceramah di depan kelas.
Sebelum masuk kelas untuk melakukan perbaikan, ketika malam harinya saya mempersiapkan Flas Card. Flash card terdiri dari 13 kartu. Ini dikarenakan lafadh yang tertulis dengan mempertimbangakn kosa kata yang terbentuk, karena dalam bahasa arab meskipun lafadhnya terdiri dari dua lafadh terkadang memiliki satu makna yang terpadu. Flash card dibuat pada Kertas Karton dengan memilih warna yang berbeda untuk setiap kata dalam ayat surat al-Falaq. Setiap Kertas Karton bertuliskan satu kata/lafadh dalam ayat surat al-Falaq. Kemudian kertas tersebut ditempelkan ke kertas kardus agar flash card tebal. Sedangkan disebelah yang lain, saya menuliskan arti dari satu lafadh tersebut. Ini bertujuan agar selain peserta didik menghafal kata/lafadh ayat juga mengetahui arti dari kata/lafadh tersebut.
Sebelum memulai permainan flas card, terlebih dahulu saya menjelakan tehnis dan aturan permainan flash card. Berikut ini langkah-langkah penerapan kartu flash card kepada peserta didik yang saya lakukan:
a. Pertama sekali, saya terlebih dahulu membacakan setiap flash card yang bertulis lafadh ayat surat al-Falaq, kemudian diikuti oleh semua peserta didik.
b. Saya menjelaskan kepada peserta didik bahwa disatu bagian flash card bertuliskan lafadh di bagian lain bertuliskan arti lafadh tersebut dalam bahasa Indonesia. Ini bertujuan agar jika peserta didik lupa dengan lafad ayat al-Falaq, arti dari lafadh tersebut bisa digunakan peserta didik dalam mengingat lafad ayatnya.
c. Karena jumlah peserta didik berjumlah 25 orang dan jumlah flash card 13 buah, saya membuat 2 kelompok. Kemudian saya membagikan flash card kepada peserta didik dalam keadaan tertutup dengan amplop.
d. Setelah peserta didik mendapat kartu, saya memberikan aba-aba agar peserta didik membuka flas card secara bersamaan.
e. Kemudian peserta membuat barisan sesuai lafadh yang didapatkan. Sementara itu saya memberi batasan waktu dengan cara menghitung mundur.
f. Kemudian saya bersama peserta didik untuk mengecek setiap barisan, apakah peserta didik sudah berada pada barisan sesuai urutan surat al-Falaq, selanjutnya.
g. Saya memberikan apresiasi kepada kelompok yang barisannya sudah benar dan lengkap.
Banyak perubahan yang terjadi ketika pembelajaran menggunakan media dilaksanakan. Sebelumnya, peserta didik tidak tertarik dengan materi, tidak focus, mereka membuat keributan, sibuk dengan dengan diri sendiri. Penerapan pembelajaran menggunakan flash card menjadikan peserta didik lebih bersemangat dan antusias yang tinggi terlihat dari roman muka cukup ceria pada saat proses pembelajaran, saling berperan aktif dalam menyelesaikan tugas menyusun barisan, dan bekerja sama.
Meskipun diawal pembelajaran menggunakan flash card hanya sedikit peserta didik yang bertambah baik hafalannya, tetapi setidaknya peserta didik sudah mulai tertarik dengan materinya. Ketertarikan inilah yang mendorong peserta didik dalam menghafal surat al-Falaq. Dan Alhamdulillah dengan menggunakan flas card banyak peserta didik saya semakin bagus dan baik hafalannya.
Dari pengalaman mengajar telah saya lakukan ini, dapat saya ambil pelajaran yang bahwa peserta didik sangat membutuhkan perhatian kita sebagai gurunya. Cara peserta didik memahami pelajaran bermacam-macam. Sehingga menuntut guru untuk mau mencari cara apapun agar peserta didiknya bisa belajar. Tidak ada peserta didik yang bodoh, hanya saja mereka membutuhkan sedikit pengorbanan dari kita sebagai guru. Jangan pernah cuek dengan peserta didik, karena mereka membutuhkan kepedulian dari kita, Gurunya.
0 comments:
Posting Komentar